Minggu, 22 Oktober 2023

Maharani Sahabat Petani Gaharu

 

Maharani Sahabat Petani Gaharu
Maharani Sahabat Petani Gaharu

Maharani seorang dokter pertanian dan sebagai dosen pegawai negeri sipil, menyaksikan Nusa Tenggara Barat (NTB) yang begitu kering dan tandus merasa prihatin dengan keadaan seperti ini, akhirnya Maharani beralih profesi menjadi petani yang menggantungkan harapannya pada pohon gaharu. 

Pohon gaharu (Gyrinops versteegii) merupakan pohon yang selama ini tumbuh liar di hutan-hutan NTB. Namun banyak orang yang memburu pohon gaharu karena kandungan gubal atau lapisan kayu hitam yang bisa dijual dengan harga Rp 5 – 40 juta per kilogram. Oleh sebab itu Maharani mengajak para petani menghijaukan lahan kritis dengan menanam pohon gaharu. 

Tahun 2009, Maharani mengumpulkan 50 pemilik pohon gaharu untuk dibina dan dilatih agar mau menjadi petani. Setelah anggotanya sudah mencapai 200 orang akhirnya Maharani membentuk Forum Petani Pencinta Gaharu di NTB.


Apa keistimewaan gaharu? 

Gaharu memiliki banyak manfaat dalam dunia perobatan. Di Asia Timur, gaharu berfungsi sebagai pereda nyeri dan meredakan asma. Di Malaysia, orang-orang mencampurkan gaharu dengan minyak kelapa sebagai obat gosok. Lalu gaharu juga berfungsi menyembuhkan penyakit kuning. 

Manfaat Pohon Gaharu sebagai bahan obat-obatan, kayu berwarna kehitaman ini digunakan sebagai bahan pembuatan parfum atau wewangian. Pohon Gaharu (Gyrinops versteegii) merupakan pohon yang selama ini tumbuh liar di hutan daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB).  


Mengenal Maharani Sahabat Petani 


Mengenal Maharani Sahabat Petani
Mengenal Maharani Sahabat Petani

Setelah menyelesaikan pendidikan sarjana pertanian, Maharani mendapatkan beasiswa S2 dan berlanjut beasiswa S3 pertanian. Saat pendidikan master dan doktor, Maharani fokus kakao dan kopi. Saat itu, dia juga aktif pendampingan petani kopi dan kakao. Melatih petani dan mengajar di Universitas Mataram. Maharani sempat mengajar di program pascasarjana.

Saat melakoni tugas sebagai dosen, Maharani tetap turun membina masyarakat. Hingga suatu hari diajak oleh dosennya mengembangkan gaharu. Budidaya gaharu dan berhasil. 

Keberhasilan itu melambungkan nama dosennya, Maharani ikut kecipratan. Mereka diundang ke Malaysia untuk mengisi seminar tentang budidaya gaharu. Melatih para pengambil kebijakan dan petani Malaysia bagaimana cara mengembangkan bahan jamur untuk suntikan ke batang gaharu. Maharani juga ikut mendampingi dosennya keliling Indonesia. Merasa hidup total untuk petani, Maharani melepaskan status PNS sebagai dosen. Maharani total jadi petani. 


Maharani Total Jadi Petani
Maharani Total Jadi Petani

Berbekal dari pengetahuan yang dimilikinya mengajak petani di sekitar daerahnya untuk mulai melakukan budidaya Pohon Gaharu. Kendala yang dihadapai saat berkomunikasi dengan para petani adalah karena selama ini mereka tidak terbiasa akan budidaya Pohon Gaharu. Alasan penghijauan ataupun membangun daerah ekowisata, tidaklah cukup untuk meraih hati mereka. Akhirnya, dengan pendekatan yang baik, menjelaskan potensi ekonomis dari tanaman yang dapat tumbuh di pekarangan rumah ini, Akhirnya Maharani berhasil memperlihatkan perubahan yang signifikan, banyak lahan yang dulunya kering dan tandus, kini menjadi hijau. Tidak lain adalah karena kerja kerasnya mengedukasi masyarakat untuk melakukan budidaya Pohon Gaharu. Para petani perlahan mulai merasakan manfaat ekonomis dari perubahan itu. Mereka mendapatkan manfaat langsung berupa pendapatan yang layak dari komoditas kayu gaharu tersebut. Siapa sangka, lahan yang kering kerontang, bisa disulap jadi kawasan ekowisata 

Apa yang dilakukan oleh Maharani merupakan wujud kepedulian akan lingkungan dan kondisi ekonomi para petani di sekitarnya. Karena itu Maharani terpilih menjadi penerima apresiasi SATU Indonesia Awards Tingkat Nasional pada tahun 2014. Kontribusinya Maharani pada lingkungan juga pada orang sekitar-sebagai sahabat petani, rasanya pantas Maharani menerima gelaran Anugerah Pewarta Astra 2023 yang digelar oleh Astra, “Semangat Untuk Hari Ini dan Masa Depan Indonesia”.

 

Penulis : Sumiyati

Email : sumiyatisapriasih@gmail.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar