Pentingnya HKSR Bagi Remaja Disabilitas |
Begitu pentingkah
Hak Kesehatan Seksual dan Reproduksi (HKSR) ?
Jawabannya, sangat penting. Karena, ketika kita membicarakan hak kesehatan seksual, secara tidak langsung kita juga membicarakan persoalan tubuh diri sendiri, begitu juga dengan remaja disabilitas memiliki hak untuk mengetahui bagaimana perkembangan seksualitas mereka, misalnya menstruasi. Banyak orang tua yang belum memberikan pengetahuan yang cukup untuk menjelaskan persoalan kesehatan seksual dan reproduksi anak perempuannya.
Nah … pada kesempatan ini NLR Indonesia mengadalan live streaming youtube bersama Berita KBR menampilkan narasumber Nona Ruhel Yabloy (project Officer HKSR, NLR Indonesa), Westiani Agustin ( Founder Biyung Indonesia), Wihelimina Ice (Remaja Champion HKSR), Baiklah kita bahas materi ini
Nona Ruhel Yabloy
Sebagai ketua project Officer HKSR NLR Indonesia, mengatakan bahwa Hak Kesehatan Seksual dan Reproduksi perlu diketahui oleh semua remaja putri, temasuk OYPMK dan remaja disabilitas karena Askes tubuh kita terkait masa pubertas, dimana anggota tubuh mengalami perubahan. Kita juga harus mengetahui anggota tubuh yang boleh disentuh atau tidak boleh disentuh orang lain, dan kita harus punya keberanian berbicara, ketika mengalami pelecehan seksual. Kemudian kita juga harus bisa menjaga kebersihan diri dan merawat tubuh disaat mentruasi. Sebagai orang tua-pun wajib mengarahkan bila anak kita sudah remaja mulai menjalin hubungan dengan lawan jenis banyak diberikan perhatian khusus.
3 Narasumber HKSR Live Streaming Youtube Berita KBR |
Selain orang tua,
keluarga, guru dan fasilitator kesehatan harus bisa memberikan edukasi tentang Hak
Kesehatan Seksual dan Reproduksi (HKSR), karena persoalan ini terkait dengan
persoalan tubuh dengan kondisi sosial, ekonomi, budaya dan masyarakat. Begitu
juga dengan Remaja OYPMK dan disabilitas memiliki hak yang sama untuk
mengetahui perkembangan seksualitas mereka, seperti ketika masa pubertas dan
menstruasi. Karena tidak sedikit orang tua yang terklesan abai untuk
menjelaskan perihal kesehatan seksual dan reproduksi anaknya menjelang masa
pubertas.
Bicara soal HKSR,
sangat penting edukasi ini, dikarenakan adanya stigma-stigma OYPMK dan remaja
disabilitas dipandang tudak mampu atau tidak bisa diajari belajar hal-hal yang
baru terkait kebutuhannya, padahal sebenarnya mereka bisa, asalkan diberi
edukasi secara berkala, Perlu kita ketahui bahwa remaja disabilitas termasuk
golongan yang rentan mendapatkan pelecehan seksual, sehingga perlu dibekali
dengan berbagai informasi penting seputar HKSR.
Westiani Agustin
Selaku Founder Biyung Indonesia Westiani Agustin mendirikan sebuah aktivitas dan usaha sosial yang bergerak dilingkup isu perempuan dan lingkungan di daerah Yogyakarta pada tahun 2018. Tujuan usaha Biyung Indonesia untuk meningkatkan kesejahteraan perempuan dan pelestarian bumi. Biyung Indonesia berdiri karena adanya stigma yang melekat pada perempuan yang merupakan kontributor terbesar sampah di dunia, karena perempuan tidak ada pilihan untuk kesehatan reproduksinya harus menggunakan pembalut. Dengan adanya pemakaian pembalut sekali pakai, akhirnya terciptalah pembalut kain produksi Biyung Indonesia yang bisa cuci pakai. Namun, sayangnya hanya 20% populasi perempuan yang menggunakan pembalut kain yaitu hanya perempuan yang bisa mengakses informasi melalui media sosial, dan tentunya belum bisa mengurangi sampah, dikarenakan adanya Period Poverty dimana perempuan mengalami kesulitan mengakses untuk memperoleh produk kebutuhan menstruasi yang aman dan higienis serta akses pengetahuan tentang menstruasi. Dari pengalaman inilah Biyung Indonesia membuat program edukasi hak mentruasi sehat, sehingga hasilnya meningkat sekitar 80 % populasi perempuan dari kelompok miskin, rentan dan menengah membuat donasi kain pembalut gratis bagi perempuan yang tidak bisa mengakses hak mentruasi sehat
Wihelimina Ice
Sebagai remaja disabilitas Wihelimina Ice, telah mendapatkan penghargaan sebagai Remaja Champhion Program HKSR dari NLR Indonesia. Awalnya Wihelimina Ice masuk Yayasan Sankita di tahun 2018 yang merupakan lembaga swadaya masyarakat lokal Labuan Bajo – Manggarai Barat – Nusa Tenggara Timur (NTT) yang fokus pada isu-isu disabilitas.
Yayasan Sankita
ini bekerja sama dengan sekolah dan puskesmas desa melalui Wihelmina Ice untuk
semua kegiatan HKSR. Wihelmina ice ikut HKSR ini dilator belakangi karena
kurangnya informasi dan edukasi mengenai HKSR, baik dari lingkungan dan
keluarga terdekat. Banyak ilmu dan
pengalaman yang didapatkan oleh wihelimina Ice setelah mengikuti HKSR dari NLR
Indonesia.
Salam Blogger
Inggit Puji
Sulastri
Wa no.
081296180380
Email : pujisulastriinggit@gmail.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar