Kamis, 16 September 2021

Gaung Kusta di Udara Sebarkan Fakta, Lawan Stigma dan Hoax

Gaung Kusta di Udara
Gaung Kusta di Udara

Senin, 13 September 2021 jam 09.00-10.00 wib kami mengikuti live streaming youtube Berita KBR yang dipandu oleh host Rizal Wijaya dengan narasumber :

1.     dr. Febrina Sugianto selaku Junior Technical Advidsor NLR Indonesia.

2.     Malika selaku Manager Program & Podcast KBR

Tema kali ini “Gaung Kusta di Udara” sekaligus sebagai perayaan Hari Radio Nasional yang jatuh setiap tanggal 11 September 2021. 

Seperti kita ketahui bahwa perkembangan informasi menjadi semakin cepat di era digital. Untuk mengimbangi hal tersebut, selayaknya masyarakat memiliki tingkat literasi informasi yang baik. Salah satunya adalah literasi kesehatan. Karena tantangan besar adalah maraknya informasi tidak valid atau hoax. Dimana saat ini sedang beredar hoax kesehatan tentang penyakit kusta. 

Selain stigma yang harus dihadapi oleh penderita kusta, masih banyak hoaks yang beredar dilapangan antara lain :

1. Kusta adalah kutukan akibat dosa yang dilakukan di masa lalu, mereka meyakini sehingga mereka tidak mau mencari solusi dan cenderung timbul rasa malu akibatnya penyakit kusta-nya tidak terdekteksi

2. Kusta menular melalui sentuhan, sehingga penderita kusta dan OYPMK dikucilkan dari masyarakat setempat

3. Kusta karena higienitas buruk atau kurang menjaga kebersihan

4. Kusta tidak dapat disembuhkan, dari stigma ini mereka putus asa dan tidak mau berusaha untuk berobat

2 narasumber dan host Rizal Wijaya
2 narasumber dan host Rizal Wijaya

 

Kusta merupakan penyakit gangguan syaraf, pernafasan dan kulit akibat kuman Mycobacterium Leprae yang menunjukkan lesi berwarna merah muda atau lebih terang dari warna kulit. Ada dua jenis kusta antara lain :

1. Paucibacillary (PB) dengan ciri lesi kulit yang sedikit antara 1 – 5 bercak berwarna kemerahan atau lebih muda dari warna kulit di sekujur tubuh, biasanya bersifat asimetris (terjadi hanya pada bagian kanan atau kiri bagian tubuh saja), dimana lesi tersebut mengakibatkan mati rasa atau tumpul ketika mendapat perlakuan tertentu seperti ketika disentuhkan benda panas, dingin dan tajam serta mengganggu fungsi 1 syaraf saja. Untuk obat kusta Paucibacillary akan mendapat obat antibiotik kemasan blister yang harus diminum antara 6-8 bulan.

2. Multibacillary (MB) dengan lesi kulit > 5 yang bersifat simetris, ada dibagian tubuh bagian kanan maupun kiri seperti di punggung tangan, kaki maupun wajah dan mempengaruhi lebih dari 1 syaraf, Berbeda dengan kusta Paucibacillary. Penderita kusta berjenis Multibacillary ini akan menunjukkan hasil positif terinfeksi bakteri kusta ketika kulitnya diambil sampel. Untuk obat kusta Multibacillary akan mendapat obat sekitar 18 blister yang dikonsumsi kurang lebih 12-18 bulan yang harus diminum secara rutin. 

Bagi seseorang yang terkonfirmasi kusta, segera berkonsultasi dengan tenaga medis yang ada di puskesmas agar segera mendapatkan pengobatan dan perawatan, karena obatnya gratis di puskesmas.     

Untuk itu NLR Indonesia bekerjasama dengan KBR dalam meningkatkan akses publik terhadap informasi dan pengetahuan terhadap kusta dan disabilitas. Saat ini kusta di Indonesia telah mengalami penurunan dengan adanya sosialisasi dari pihak kami NLR melalui sosial media instagram dan podcast. Dengan catatan di tahun 2019 angka mencapai 17.439 jiwa menurun menjadi 16.700 jiwa tahun 2021. 

Menyikapi penurunan kusta ini dr. Febrina Sugianto mengatakan bahwa angka penurunan ini bisa menjadi kabar baik, namun bisa juga menjadi kabar buruk. Mengapa demikian ? Kabar baik-nya jika memang benar-benar terjadi penurunan itu artinya effort yang dilakukan untuk menekan angka kejadian kejadian tercapai. Akan tetapi bisa menjadi kabar buruk jika penurunan angka tersebut diakibatkan karena penurunan tracing yang disebabkan karena kondisi pandemi covid-19 ini, sehingga mobilitas dibatasi. 

dr. Febrina Sugianto
dr. Febrina Sugianto

Di Indonesia sebanyak 26 provinsi yang sudah mengalami eliminasi kusta, sedangkan 8 provinsi yang belum yaitu Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat, Gorontalo, Maluku, Maluku Utara, Papua dan Papua Barat. Selain itu juga masih terdapat 113 kabupaten/kota yang tersebar di 22 propinsi di Indonesia dengan proporsi kasus anak yang masih relatife tinggi. Faktor penyebabnya adalah karena di Indonesia terdiri dari 117 ribu kepulauan dengan kondisi sosiogeografis yang berbeda-beda dan disebabkan aksebilitasi yang kurang serta stigma yang masih ada di masyarakat, sehingga orang-orang yang terdiagnosis kusta tidak mau menjalani pengobatan karena dikucilkan. 

Program yang paling diunggulkan NLR adalah program melalui SUKA (Suara untuk Indonesia Bebas Kusta) dengan target yang dituju adalah Generasi X dan Baby Boomer. Kelompok ini diharapkan memahami isu kusta dan ikut menyosialisasikan kegiatan pengurangan stigma dan diskriminasi melalui platform media. Selain itu NLR juga memberikan peluang kepada mahasiswa dan sektor swata untuk ikut andil dalam program SUKA ini. NLR Indonesia ingin mendorong kebijakan insklusif bagi para penyandang disabilitas akibat kusta agar dapat mengakses pekerjaan.

 

Malika Manager Program & Podcast KBR
Malika Manager Program & Podcast KBR

Menurut Ibu Malika  Manager Program & Podcast KBR (Kantor Berita Radio), bahwa dalam situasi pandemi covid-19, media mengambil peran yang sangat penting untuk membantu akan terwujudnya pemenuhan hak seseorang yaitu melegitimasi dengan memicu tindakan diskriminasi terhadap mereka karena itu KBR berkolaborasi dengan NLR Indonesia dalam rangka meningkatkan literasi masyarakat terkait penyakit kusta. Kantor Berita Radio berfungsi untuk membentuk opini masyarakat melalui representasi media, isu dari kelompok marjinal yang bisa dipelajari secara sosial, karena media bisa mempengaruhi proses pembuatan kebijakan public. Nah … lewat kolaborasi ini NLR Indonesia dan KBR dapat menyuarakan bahwa kusta bisa disembuhkan dan jangan sampai terlambat diobati, hilangkan stigma. Bila stigma ini dibiarkan dampaknya akan fatal. 

Malika selaku Manager program & podcast KBR telah memberikan informasi dan edukasi tentang kusta di channel kbrprime.id melalui program SUKA (suara Indonesia Bebas Kusta) sehingga dapat diakses siapa saja dan kapan saja.

Sebagai penutup Malika mengatakan bahwa dalam menyusun berita dan informasi KBR senantiasa berpegang pada kode etik jurnalistik, dan selalu berdiskusi dengan NLR Indonesia agar informasi kusta ini dapat diterima oleh masyarakat maupun penderita kusta dan OYPMK. disini peran KBR dalam edukasi kusta selalu menghadirkan berita yang jernih dan mengangkat isu marjinal mengenai kusta dan disabilitas

 

Salam Blogger

Inggit Puji Sulastri

Wa No. 081113803805

Email : pujisulastriinggit@gmail.com

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar