Minggu, 18 Desember 2022

Ketika Disabilitas dan OYPMK Insecure Terhadap Stigma Diri

 

Ketika Disabilitas dan OYPMK Insecure Terhadap Stigma Diri
Ketika Disabilitas dan OYPMK Insecure Terhadap Stigma Diri

Keluarga merupakan tempat kita berkumpul untuk berdiskusi, karena itu peran keluarga bagi orang yang pernah mengalami kusta sangatlah penting. Bagi OYPMK memang tidak mudah dalam menjalani hidup, dimana masyarakat masih mempermasalahkan stigma negatif dan diskriminasi. Bahkan Ardiansyah mendapat perlakuan yang tidak menyenangkan dari keluarganya sendiri. Awalnya Ardiansyah tidak memberitahu keluarganya mengenai penyakit kusta yang dialami, namun seiring waktu berjalan dan pengobatan yang di lakukan, maka Ardiansyah memutuskan untuk memberitahu keluarganya. Namun sayang dukungan yang di harapkan dari keluarga mengenai penyakitnya ini tidak dia dapatkan. 

Rabu, 14 Desember 2022 saya mengikuti live streaming Youtube Berita KBR dengan tema “Chilling-Healing bagi OPYMK, Perlukah?” menghadirkan narasumber :

1. Donna Swita – Executive Director Intitute of Women Empowerment (IWE)

2. Ardiansyah – OYPMK dan Wakil Ketua Konsorsium Pelita Indonesia

 

Donna Swita Executive Director Intitute of Women Empowerment (IWE)
Donna Swita Executive Director IWE

Pemaparan Donna Swita 

Donna Swita menjelaskan bahwa healing yang biasa dianggap sebagai wisata oleh masyarakat memiliki arti penyembuhan pada psikis dan emosi seseorang. Namun alangkah baik-nya kita juga mengetahui dimensi penyembuhan apa saja yang bisa dilakukan dengan healing ini. Oleh karena itu, siapapun bisa melakukan proses Chilling-Healling terutama yang mengalami tekanan batin, termasuk OYPMK dan penyandang disabilitas. 

Dimensi Fisik 

Kita bisa mengalami gangguan dan memerlukan healing saat tubuh kurang istirahat apalagi kurang tidur. Kondisi ini banyak dialami bagi pekerja kantoran yang sering lembur, dimana banyak pekerjaan yang harus dilakukan, bahkan hanya bertumpu ke satu orang. Perusahaan zaman sekarang membutuhkan karyawan yang multitasking dengan banyak kerjaan, tapi dengan upah minimal. 

Dimensi Psikis 

Tumpukan kerjaan atau aktivitas yang kita lakukan akan berujung ke gangguan kejiwaan. Apalagi jika kita tak mampu mencari solusi dalam setiap permasalahan. Maka terjadilah stress !!! 

Dimensi Mental 

Saat kondisi gangguan psikis dibiarkan, maka akan menimbulkan masalah serius. Terutama ke mental seseorang, dan jika tidak segera diatasi, akan terjadi gangguang mental yang berimbas bisa nekad melakukan aksi negatif demi menyelesaikan masalah dalam waktu singkat. 

Dimensi Relasi 

Kondisi gangguan ini akan terjadi karena tidak memiliki relasi atau hubungan bagus dengan seseorang, yang akan berdampak buruk ke aktivitas sehari-hari. Sebagai makhluk sosial, manusia memang membutuhkan orang lain untuk bisa hidup. 

Dimensi Spiritual 

Dimensi Spriritual tentunya akan berkaitan dengan hubungan yang maha pengasih. Ketidakmampuan seseorang berkomunikasi dengan hal yang tak nyata, akan menimbulkan masalah baru. Kita juga sering tidak memiliki pikiran jernih, sehingga apa yang kita lakukan cenderung berantakan, tak tertata, tanpa mengedepankan akal sehat. 

Dari sinilah kita bisa melihat, dimensi mana dari hidup kita yang butuh healing. Kebanyakan kita tak mendapatkan informasi yang benar meski informasi dari internet mudah didapat. Tapi masalahnya, kita tidak bisa mencari informasi dengan baik, ungkap Donna Swita. 

Donna Swita Executive Director Intitute of Women Empowerment (IWE)
Donna Swita Executive Director IWE


Pengalaman Ardiansyah 

Ketika Ardiansyah diserang kusta dia merasakan insecure dan malu karena penyakit yang sering dianggap kutukan oleh banyak orang itu sengaja ia rahasiakan agar dapat menjalani pengobatan dengan tenang. Stigma diri tersebut justru baru muncul setelah ia menyandang status sebagai Orang Yang Pernah Mengalami Kusta. 

Setelah pengobatan yang dijalaninya selesai, Ardiansyah baru menceritakan penyakit kusta yang pernah dialaminya. Namun reaksi keluarganya tak sesuai harapan. Bukannya disambut gembira dan mendapat dukungan, keluarganya malah memberikan respon negatif. Contoh yang dilakukan keluarganya adalah memisahkan tempat makan, melarang tidur di sembarang tempat di dalam rumah, dilarang berdekatan dengan anggota keluarga dan lain sebagainya. Padahal kondisi Ardiansyah saat itu telah sembuh dari kusta tapi masih mendapatkan diskriminasi. Hal inilah yang membuat Ardiansyah merasa sangat tertekan, karena perlakuan buruk yang diterimanya. 

Bersyukur Ardiansyah tidak patah semangat. Walau sempat down karena apa yang ia harapkan tidak sesuai dengan perlakuan yang ia terima namun itu tidak menyurutkan semangatnya untuk bangkit dan keluar dari lingkaran yang membuatnya semakin terpuruk. Kemudian Ardiansyah bertemu dengan teman-teman organisasi Permata. Dari sanalah dia memulai langkah maju hingga akhirnya bisa bermitra dengan NLR Indonesia yang memberikan penguatan kapasitas pada dirinya. 

Sejak tahun 2018 Ardiansyah mulai fokus pada Gerakan Organisasi Kusta dan Disabilitas, hingga saat ini Ardiansyah menjabat sebagai Wakil Ketua Konsorsium Pelita Indonesia. Kini, Ardiansyah telah keluar dari stigma negatif dan berhasil membuktikan kepada orang tua, keluarga maupun masyarakat bahwa meski menyandang status OYPMK namun ia bisa tetap berdaya dan menebar manfaat bagi orang-orang di sekitarnya.

 

Ardiansyah – OYPMK dan Wakil Ketua Konsorsium Pelita Indonesia
Ardiansyah - OYPMK Wakil Ketua Konsorsium Pelita Indonesia


Tips Ardiansyah untuk mengembalikan rasa percaya diri bagi OYMPK dan disabilitas :


1. Harus percaya dengan Allah, bahwa apa yang kita alami sesuai dengan rencana allah, kita harus bisa menerima keadaan yang terjadi, selanjutnya kita harus berfikir positif.
2. Menunjukkan diri masih bermanfaat, kita harus menunjukkan pada orang-orang sekitar bahwa kita masih berguna, dengan cara ini maka orang akan kembali menghargai keberadaan kita.
3. Terus berkarya dan terus menggali potensi diri.

Akhirnya Ardiansyah bisa melepaskan diri dari stigma dengan cara bekerja, bersosialisasi dan aktif berorganisasi.

 

Salam Blogger

Inggit Puji Sulastri

No. Wa : 081296180380

Email : pujisulastriinggit@gmail.com


Kamis, 15 Desember 2022

Hayu Dyah Patria Pemberdaya Gizi Tanaman Liar

 

Hayu Dyah Patria Pemberdaya Gizi Tanaman Liar
Hatu Dyah Patria Pemberdaya Gizi Tanaman Liar

Hayu Dyah Patria seorang warga Sidoarjo yang lahir pada tanggal 27 Januari 1981 di Gresik, yang memiliki latar belakang pendidikan teknologi pangan dan gizi. Pada tahun 2009, Hayu Dyah Patria mendirikan Mantasa, dimana Dyah mengajak ibu-ibu rumah tangga di sesa Galendowo – Jombang untuk memanfaatkan tanaman liar sebagai bahan makanan.

 

Dengan seiring waktu berjalan Hayu Dyah Patria menemukan banyak sekali keterkaitan antara isu pangan, lingkungan dan perempuan, sehingga Dyah mempercayai konsep ekofeminisme. Karena itu, Hayu Diah Patria bersama tim Mantasa mengidentifkasikan berbagai jenis tumbuhan pangan liar seperti krokot, daun racun, tempuyung, legetan dan sintrong. Saat ini, sudah mendokumentasikan lebih dari 400 jenis tumbuhan pangan liar.

 

Perkenalan Dengan Tanaman Liar 

Pada tahun 2004, kala itu mahasiswi Universitas Widya Mandala Surabaya hendak membuat penelitian tentang kandungan gizi mangrove. Hayu Dyah Patria mendapati betapa kayanya pengetahuan tradisional masyarakat lokal dan adat Indonesia dalam memanfaatkan tumbuhan di sekitarnya, karena Indonesia masih menjadi salah satu negara dengan angka malnutrisi tertinggi di dunia. Disinilah Hayu Dyah Patria melakukan berbagai kegiatan memperomosikan manfaatnya tumbuhan pangan liar untuk mencapai kedaulatan pangan dan gizi, terutama di tingkat local.

 

Tanaman Krokot
Tanaman Krokot

Tanaman Krokot 

Krokot merupakan tanaman liar yang belum banyak diketahui orang banyak manfaatnya, padahal tanaman krokot mengandung banyak nutrisi vitamin, mineral dan antioksidan yang baik untuk kesehatan tubuh. Berikut manfaat tanaman krokot :

1. Menjaga kesehatan jantung, tumbuhan ini mengandung omega-3 untuk mendukung arteri lebih sehat dan sistem kardiovaskular. Kandungan potasium-nya mampu menurunkan tekanan darah dalam tubuh.

2. Memperkuat tulang, karena mengandung kalsium, magnesium dan zat besi untuk membuat kondisi tetap padat agar tidak terjadinya osteoporosisi di usia tua.

3. Mencegah penyakit kanker, karena mengandung beta-cyanins dan beta xanthins untuk menangkal radikal bebas. Mengandung vitamin C dan vitamin A sebagai antioksidan untuk mencegah kanker paru-paru dan mulut

 

Daun Racun
Daun Racun

Daun Racun 

Daun racun merupakan daun dari pohon kastuba yang punya nama latin Euthorbia Pulcerrrima, yang mempunyai sifat farmakologi pahit, sepat namun bersifat sejuk dan beracun, akan tetapi daun racun ini berkhasiat untuk menghentikan pendarahan (hemostatis) sebagai pencahar menghilangkan bengkang dan melancarkan ASI.

 

Tempuyung 

Daun tempuyung atau bahasa latin-nya Sonchus Arvensis merupakan jenis tanaman liar yang banyak manfaatnya dalam dunia pengobatan seperti : dapat menghancurkan batu ginjal, mengatasi asam urat, menjaga tekanan darah, mempercepat penyembuhan luka, mengatasi gangguan telinga, antitumor dan antikanker dan anti peradangan.

 

Tempuyung
Tempuyung

Hayu Dyah Patria berhasil mengundang kalangan akademis dan peneliti untuk menemukan kandungan nutrisi tanaman pangan liar dan berhasil meneliti 10 tanaman pangan liar secara mendalam. Dampaknya bagi masyarakat desa adalah masyarakat mulai mengkonsumsi lebih banyak tanaman pangan liar dibanding makanan olahan dan terbiasa memelihara tanaman liar. Selain itu, dampaknya bagi Desa Galengdowo adalah desa ini sudah memberikan presentasi di luar negeri mengenai apa yang telah mereka lakukan untuk mengatasi gizi buruk.

 

Data Riset Kesehatan Dasar tahun 2010 mengungkapkan bahwa angka kekurangan gizi di Indonesia masih tinggi yaitu 17,9 %. Penyebab utamanya adalah kemiskinan, akerna itu makanan asal tanaman liar ini sangat masuk akal untuk dimasyarakatkan. Tanaman liar ini bisa didapatkan tanpa uang, tinggal petik, di halaman dan tidak kalah kandungan gizi-nya dari tanaman budidaya.

 

Atas dedikasi di bidang pemuliaan tanaman liar untuk menunjang gizi masyarakat dan kerja dokumentasinya pada alternatif pangan lokal, Hayu mendapat penghargaan SATU Indonesia Awards tahun 2011 di bidang Pemberdaya Gizi dari Tanaman Liar.

 

Salam Blogger

Inggit Puji Sulastri

Wa No. 081296180380

Email : pujisulastriinggit@gmail.com