Seberapa Bahaya Varian Omicrom |
Halo moms … apa kabar ? bagaimana dengan liburan natal dan tahun barunya? Pastinya seru dong … bisa menikmati suasana berbeda dari sebelumnya dengan kumpul sanak saudara, kalo saya moms, kemarin Nataru hanya berkunjung ke rumah saudara, kebetulan mereka sedang mengadakan lamaran anaknya, eits walaupun berkerumun tetap menjaga 3 M yaitu menggunakan masker, Jaga Jarak dan cuci tangan memakai sabun dengan air yang mengalir.
Awal
tahun baru di hari ke 7, tepatnya tanggal 7 Januari 2022 saya mengikuti live
streaming youtube Berita KBR bersama Kantor Berita Radio, IFRC dan Palang Merah
Indonesia dengan tema “Seberapa Bahaya Varian Omicron” menampilkan narasumber
yang terkait seperti :
1. Brigjen TNI (purn) dr. Alexander K. Ginting S. Sp.P(K) FCCP sebagai ketua Bidang Penanganan Kesehatan Satgas Penanganan Covid-19
2. Masdalina Pane sebagai Kepala Bidang Pengembangan Profesi Perhimpunan Ahli Epidermiologi Indonesia (PAEI)
Dipandu
oleh host Rizal Wijaya
dr. Alexander, Masdalina Pane, host Rizal Wijaya |
Situasi pandemi Covid-19 masih belum berakhir, namun kita patut bersyukur dan merasa lega karena kasus Covid-19 di Indonesia sudah menurun drastis dari hari ke hari. Meskipun kasus Covid-19 sudah mereda, namun kita tetap harus waspada yang konon katanya hadir varian ke 13 yaitu virus Omicron.
Sejak tanggal 4 Januari 2022, Indonesia mencatat penambahan 92 kasus akibat penularan varian baru Omicron. Sehingga total kasus Covid-19 dari penularan varian Omicron menjadi 254 kasus, terhitung sejak diumumkan oleh Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, pada tanggal 16 Desember 2021 yang lalu.
Sebagai
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kemenkes yaitu
Ibu Siti Nadia Tarmizi mengatakan bahwa dari jumlah 254 kasus terdiri dari 239
kasus pelaku perjalanan Internasional (Imported Case) dan 15 kasus merupakan
transmisi lokal. Karena itu Kementerian Kesehatan meminta kepada masyarakat
untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap penularan varian Omicron, karena hingga
saat ini terus meningkat dua kali lipat meski gejala yang ditemukan didominasi
infeksi ringan.
dr. Alexander K. Ginting S. Sp.P(K) FCCP |
Menurut
dr. Alexander K. Ginting S. Sp.P(K) FCCP bahwa awal gejala Omicron ringan
seperti :
1. Sakit Kepala bisa muncul sebagai gejala awal, nyeri sedang hingga berat, kemudian sakit kepala berdenyut, menekan dan menusuk di kedua sisi kepala.
2. Pilek sebagai gejala definity umum selama musin dingin
3. Bersin, biasanya lebih menjadi tanda Covid-19 pada orang yang sudah divaksin
4. Sakit tenggorokan biasanya cenderung lebih ringan tak lebih dari 5 hari, bila sakit tenggorokan lebih lama kemungkinan-nya dikarenakan sebab lain.
Sejumlah
data gejala Omicron ringan hampir semua 80% positif, biasanya yang lebih banyak
terinfeksi di usia lanjut yaitu 41 tahun hingga 50 tahun. Virus Omicron sangat
berbeda dengan virus lainnya, walaupun gejala ringannya batuk, pilek dan sakit
tenggorokan, ini mudah tertular sehingga kita harus jaga imunitas dengan baik.
Salah satunya dengan vaksin yang dapat menjaga dan berguna untuk diri kita dan
komunitas (orang banyak).
Narasumber Masdalina Pane |
Dalam pemaparan ibu Masdalina Pane selaku Kepala Bidang Pengembangan Profesi Perhimpunan Ahli Epidemiologi Indonesia (PAEI) mengatakan bahwa : apakah kita harus melarang warga asing untuk berkunjung ke Indonesia? Tentunya tidak mungkin, karena bila kita tidak menginjinkan warga negara luar masuk ke Indonesia atau sebaliknya, maka akan berpengaruh pada keadaan ekonomi, perdagangan dan bagi pekerja migran. Karena itu semua pihak harus memahami untuk masuk ke gerbang yang aman seperti menjaga protokol kesehatan 3 M yaitu memakai masker 2 lapis biar lebih aman, mencuci tangan dengan sabun di air yang mengalir dan Menjaga jarak kerumunan berkerlompok.
Di
akhir live streaming ini, dr. Alexander memberi pesan kepada kita semua, Jangan
panik, meningkatkan 3 M jangan sampe kendor dan bagi yang belum vaksin egera
vaksin ya moms … sampai jumpa di live streaming berikutnya.
Salam
Sehat